Artikel ini aku unduh dari file nya milist mpasirumahan, bagus untuk dibaca. Supaya lebih semangat ngasih homemade food buat baby Mayra.. ( Thanks mba Depe atas translate-nya )
Diambil dari tulisan Dr. Sears dalam buku The Baby Book.
Ditulis ulang oleh depe zahrial
MEMBENTUK SELERA SI BAYI
Bay-bayi yang memasuki masa kanak-kanak dengan rasa manis, lemak, atau asin dalam rongga mulutnya cenderung akan melanjutkan hal ini di sepanjang masa kanak-kanaknya dan mungkin juga hingga dia dewasa.
Masa bayi adalah satu-satunya periode dalam kehidupan anak untuk dapat membatasi permen.
Makanan ‘sampah’ biasanya diperkenalkan oleh teman-teman. Lewat pesta ulang tahun yang penuh dengan gula, coklat, chiki, minuman jus artificial, kukis pabrik yang supermanis. Sebenarnya itu adalah makanan yang biasa, namun buruk untuk masa depan si kecil.
Agak sulit ya? Tapi ada kisah dibalik teori itu. Beberapa tahun lalu Dr. Sears memiliki teori bahwa bila wilayah rasa di lidah bayi dan usus yang sedang berkembang selalu dihadapkan pada makanan sehat selama TIGA tahun pertama, maka anak akan menolak makanan sampah kelak.
Kayaknya nggak mungkin banget yah? Secara *ngaku aja, saya juga pernah* Anda pasti pernah ngasih bayi/batita Anda ‘nyicip’ French fries di resto fastfood ataupun Nugget pabrikan *yang Anda sendiri bingung.. dimana dagingnya nih?*. (untungnya anaknya belom sempet ketagihan).
Tapi Dr. Sears mengadakan ‘eksperimen’ terhadap teori ini pada semua anaknya.
Untuk 3 tahun pertama , mereka tidak memasukkan garam, gula ataupun lemak jahat yang berlebihan dalam menu makanan bayi mereka. Satu diantara bayi mereka bahkan tidak mengkonsumsi junkfood.
Dan apa yang terjadi?
Suatu hari , ketika si anak berumur 3 tahun dan diajak ke pesta ulang tahun yang penuh dengan ‘rasa manis , krim, dan coklat’ tentu saja dia memakan kue-kuenya. Namun tidak menggila. Baru hampir setengah jalan makan kue, anaknya berkata “ Perutku nggak enak” dan berhenti makan.
Bahkan Dr. Sears mengungkapkan bahwa anak di umur 3 tahun bisa membuat hubungan yang disebabkan oleh makanan sebagai berikut:
“ Saya menyantap makanan baik-maka saya merasa baik, Bila saya menyantap makanan buruk-saya akan merasa kurang baik”
Bayi-bayi yang diberikan nutrisi yang baik jarang mengalami hal “mengikuti kehendak berlebih”. Dan inilah yang diharapkan jika si anak dewasa kelak. Tumbuh sehat dan tidak berlebihan.
Jadi apa saja yang bisa dilakukan supaya bayi dan anak kita tidak “ berlebihan “ dalam selera?
1. hindari makanan dengan pemanis buatan, teralu banyak gula, dan sirup jagung.
2. hindari masakan yang mengandung minyak buatan / hydrogenated oil.
3. sajikan lebih banyak makanan segar daripada makanan dalam kaleng/kemasan.
4. sajikan lebih banyak serealia/padi-padian (beras, gandum,tepung gandum)
5. hindari makanan dengan perisa buatan, pewarna, dan bahan tambahan/additives.
Sekedar pendapat, apa yang ditulis oleh Dr.Sears sependek pengalaman saya membesarkan Azwa –putri saya- memang benar. Saya membandingkannya dengan beberapa keponakan saya yang sejak mulai belajar makan sudah diberi ‘citarasa buatan’ seperti garam dan gula bahkan penyedap buatan dalam jumlah ‘berlebih’. Anak tidak pernah mengenal citarasa alami dari suatu bahan makanan. Begitu punya gigi sedikit, dikenalin makan junkfood… rutin lagih. Belum karena nggak sempat masak, anak nggak dibiasakan sarapan pagi,atau sarapan seadanya dengan nugget pabrikan.
Alasan yang dikemukakan biasanya “ntar anaknya nggak belajar ngerti rasa”.
Tapi alasan itu bisa saya patahkan, karena buktinya si Azwa ya ‘ngerti’ mana makanan enak dan nggak enak.. hehehe.. Bedanya, anak saya nggak pernah berlebihan dalam menyantapnya. Dan alhamdulillaaaaaaah….. nggak jadi pemilih makanan.
Jadi, sejak semula selalu siapkan makanan sehat di rumah. Nggak perlu mewah atau mahal, yang penting SEHAT! Dan terjamin kualitasnya, karena kita sendiri yang membuatnya!
Milis MPASI Rumahan
mpasirumahan@yahoogroups.com
oiya.. milist mpasi rumahan ini mommies fave, ayo ibu ibu rugi kalo ga join * laah kok jd promosi hihi*